Langsung ke konten utama

#Pembinaan Diri (3)


(Lanjutan....)

Setelah sekian lama, tulisan sederhana ini akhirnya bisa diselesaikan. Maklum, hampir full akitivitas, mulai dari 4 minggu sebelum Ramdahan sampai sekarang. Ok, mari kita lanjutkan. Tapi, sebelumnya, alhamdulillah ada beberapa habbit yang bisa jelek yang bisa diubah beberapa minggu terakhir. Ini semata-mata karena pertolongan Allah yang telah memberikan hidayah pada penulis. Sekarang the next habbits jelek yang perlu diatasi. Tidak perlu tergesa-gesa, tapi nikmati prosesnya.... :D. Jika artikel sebelumnya adalah kumpulan status, maka untuk tulisan kali agak berbeda.

Sebelum masuk ke inti bahasan, mari kita review lagi makna dari 'Pembinaan Diri'.

Apa sih Pembinaan Diri? Pembinaan Diri adalah Serangkaian program/Sebuah Komitmen untuk membina dirinya sendiri dengan sarana-sarana yang sebenarnya berserakan di kehidupan keseharian kita. (Jadi bahasa tekniknya adalah dioptimasi agar lebih efektif)

Pembinaan sendiri mempunyai tujuan agar seseorang bisa semakin paripurna kapasitas iman, akhlaq, sosial, dll. Sangat disadari bahwa manusia terbatas waktu dan kemampuannya. Oleh karena itu, pembinaan diri tidak perlu dilakukan tergesa-gesa, tapi dilakukan secara bertahap.

Apa saja pentingnya Pembinaan Diri? sudah diberikan di #Pembinaan Diri (1) 
Apa saja sarana-sarana Pembinaan Diri? sudah diberikan di #Pembinaan Diri (2)


#Pendahuluan

Ketika Akar sudah tertancap kuat, Ketika batang dan cabang menjulang ke langit, pohon pun terlihat perkasa dari kejauhan. Begitulah, seorang mukmin ibarat sebuah pohon yang baik. Imannya ibarat akar yang kuat dan kokoh. Batangnya kokoh tak mudah tergoyahkan oleh badai. Tetapi, ada yang kurang. Hal yang paling diharapkan dari sebuah proses tiada henti pada setiap episode kehidupan. Yaitu buah yang lezat yang memberikan manfaat. Buah bisa saja berupa manfaat kepada dirinya sendiri, sebagai cadangan makanan yang membuat dan mempertahankan diri semakin perkasa, semakin elok. Buah juga bisa berupa manfaat yang dirasakan oleh orang lain karena akhlaq yang memikat dan mententramkan.

Apakah merasa tenang, merasa kurang tendensi? Bahkan setelah tahu buah dari Pembinaan Diri? Sepantasnya, buah dari pembinaan diri ini menjadi motivasi dan penyemangat utama dalam melakukannya. Marilah kita coba bedah apa saja buah dari pembinaan diri?


#Penjabaran

Sekarang penulis jabarkan tentang Buah dari Pembinaan Diri....
1. Mendapat Ridha Allah Ta'ala dan Surganya

Salah satu bagian terpenting dari Tarbiyah Dzatiyah adalah pembinaan Iman. Dengan Peningkatan Iman, sudah bisa dipastikan surga adalah balasannya. Hal ini tercermin dalam berbagai nash yang terdapat di dalam Al Qur'an. Salah satu nashnya ada di QS Thaha 75.

2. Bahagia dan Tentram

Ketika Pembinaan diri berjalan dengan baik, maka akan semakin baik pula iman, semakin lurus niatnya, semakin, rajin ibadahnya, semakin bagus akhlaqnya, dan semakin baik kapasitas duniawinya. Di berbagai ayat, misalnya di An Nahl 97, dijanjikan bahwaa orang yang beramal shalih akan mendapatkan balasan berupa kehidupan yang baik.

3. Dicintai dan diterima Allah

"Hamba Ku senantiasa mendekat kepada Ku dengan (melakukan) ibadah-ibadah sunnah, hingga Aku mencintainya" (HR Bukhori)

Dalam proses Tarbiyah Dzatiyah, banyak hal-hal sunnah yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas Iman.

Cinta kepada Allah merupakan cerminan Iman? Hal ini ditegaskan dari sebuah hadits yang mutafaqun 'alaih.

----
hadits:
Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman:
(1) Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya,
(2) Ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan
(3) Ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.
[HR Muttafaqun ‘alaih]
-----

4. Sukses

Barang siapa menolong agama Allah, maka Allah pun akan menolongnya. Bagitulah kira-kira isi kalimat yang terdapat di Qur'an Surat Muhammad ayat 7.

Hufft, saya yakin susah dijalani. Istiqomah belajar ilmu akhirat dunia. Istiqomah mengevaluasi diri atau muhasabah disertai dengan usaha untuk taubat (Ini salah satu habit yang saya targetkan :D). Istiqomah untuk selalu bermuka sumringah di depan orang lain, walau hati sedang tak menentu. Istiqomah berprasangka baik pada Allah dan saudaranya. Saya yakin kata kunci istiqomah yang menjadi komponen utama dalam pembinaan diri menjadi salah satu kunci kesuksesan. Saya yakin, sikap amanah yang menjadi komponen utama dalam dakwah (salah sarana tarbiyah dzatiyaj) akan menjadi salah satu kunci kesuksesan. Saya yakin, sikap perbaikan diri terus menerus akan menjadi salah satu kunci kesuksesan. Aduh, sungguh menarik hati. Mari kita getarkan Bumi Allah dengan kesuksesan Umat Islam. XD

5. Keberkahan waktu dan harta

Hmm, ketika waktu dipergunakan terus dalam rangka membina diri, Ketika segala kegiatan dunia dilakukan hanya untuk membina diri agar semakin paripurna pengabdian pada Allah dan semakin kuat kapasitas dirinya agar semakin dicintai Allah, Allah yang menjadi penentu setiap takdir akan mengarahkan langkah orang yang selalu membina diri kepada hal-hal yang diberkahi-Nya.

6. Jiwa merasa aman

Orang yang mengatakan Robb kami ialah Allah, lalu istiqomah, lalu hatinya akan semakin tenang lepas dari khawatir dan duka cita. Kira-kira begitulah isi dari Qur'an Surat Al Ahqof ayat 13.
Jadi ada Iman tidak cukup, iman harus diwujudkan dalam kerja hati dan kerja nyata berupa Istiqomah. Barulah didapatkan ketenangan.

Ada penuturan mengena dan menarik dari salah satu Ulama' Besar yang juga seorang ahli dalam masalah hati dan perasaan pada zaman kurang lebih Abad ke-8 Hijriyah, Ibnul Qoyyim Al Jauziyah di dalam Madarijus Salikin...

"Ketentraman adalah kehidupan bagi hati, cahaya tempat ia bersinar dengannya, kebangkitan baginya, kekuatan yang menguatkan tekadnya, membuatnya tegar menghadapi seluruh penderitaan, dan mengontrol jiwa ketika tidak bersabar. Karena itu, orang Mukmin semakin kuat imannya dengan ketentraman padanya."

Jadi ketentraman adalah cerminan dari kekuatan hati. Ketentraman merepresentasikan kekuatan diri untuk mengontrol jiwa ketika tidak bersabar. Dan di akhir kalimatnya, beliau Rahimahullah menyatakan bahwa Semakin kuat Iman semakin besar ketentraman padanya.

Menarik! Menarik!
Hayo, siapa yang mau menjemput buah-buah Pembinaan Diri tersebut?
Aku Siap! Aku Siap! Aku Siap! XD



Eh, Usaha jangan lupa, ya... Usaha seberat nyamuk ya hanya dapat hasil seberat nyamuk....
Usaha sebesar Dinosaurus, ya akan dapat hasil setara.....
(Fan, kelihatannya pembandingnya kurang pas, deh!!????)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Material Absorbsi

Ada empat tipe bahan atau material  yang paling sering digunakan untuk mengontrol g angguan yang timbul karena adanya cacat akustik. Empat tipe bahan itu adalah Absorber, isolator, isolator vibrasi, dan damping. Namun di makalah ini hanya akan dibahas mengenai bahan untuk absorbsi.  Bahan absorbsi secara umum berfungsi untuk menyerap energi suara dengan tujuan menyeimbangkan reverberation time, menyerap gangguan yang tidak diinginkan, menghilangkan rentang fekuensi tertentu dan fungsi lainnya. Selain menambah kualitas akustik di suatu ruangan, aspek kenyamanan dan kesesuaian dengan komponen lain, misalnya pencahayaan, arsitek, dan lainnya, harus diperhatikan juga.  Setiap bahan absorbsi mempunyai koefisien absorbsi yang berbeda beda. Koefisien absorbsi suara suatu bahan didefinisikan sebagai perbandingan antara energi akustik yang diserap dengan energi akustik yang datang menimpa bahan tersebut. Koefisien absorbsi suara suatu bahan dapat dihitung dengan menggunakan

Semua akan Indah Pada Waktunya... Tasyabuh?

Larangan tasyabbuh edition.... "Semuanya Akan Indah pada Waktunya" ternyata kalimat tersebut dari BIBLE dan sudah menjadi syiar umum bagi kaum Nashrani (di Doa di nyanyian di Gereja). apakah kita akan menjadikan syiar mereka menjadi syiar kita sebagai umat Islam???? Insya Allah banyak kalimat dari Al Qur'an dan As Sunnah yang lebih baik dari perkataan tersebut. Salah satu contohnya adalah surat Fushilat ayat 30-31 atau Ali Imron yang berbunyi " wa saari'u ilaa maghfirotim mir Robbikum" ....dst. Eh kok ada yang beda di ayat tersebut? Yap, di sana TIDAK semuanya akan indah pada waktunya. Kita akan mendapatkan balasannya jika kita telah melakukan sesuatu terlebih dahulu (beriman, beramal, istiqomah dll) dan sudah dikehendaki oleh Allah. Jika tidak sependapat tidak apa-apa. Tapi bukankah kita lebih baik tidak atau berhati-hati untuk tidak bertasyabbuh? ------- ini bunyi kalimat tersebut di Bible...... "Ia membuat segala sesua

Unta Rahilah

“innamannaasa kal ibilil miati laa takaadu tajidu fiihaaa raahilah” “Sesungguhnya manusia itu bagaikan seratus ekor unta, hampir-hampir tak kau temukan di antara mereka yang benar-benar Rahilah (unta pembawa beban berat)” [HR Bukhari, XX/151 No.6017] Apakah yang dimaksud dengan 'Rahilah itu'. Al-Khaththabi rahimahullah: “mayoritas manusia memiliki kekurangan. Adapun orang yang memiliki keutamaan dan kelebihan jumlahnya sedikit sekali. Maka mereka seperti kedudukan unta yang bagus untuk ditunggangi dari sekian unta pengangkut beban.’ (Fathul Bari, 11/343) Al Imam Nawawi rahimahullahu:”Orang yang diridhoi keadaannya dari kalangan manusia, yang sempurna sifat-sifatnya, indah dipandang mata, kuat menanggung beban (itu sedikit jumlahnya).” (Syarah Shahih Muslim, 16/10) Ibnu Baththal rahimuhullahu: “Manusia itu jumlahnya banyak, namun yang disenangi dari mereka jumlahnya sedikit.” (Fathul Bari, 11/343) Apakah kita bisa menjadi Unta Rahilah itu di antara Umat islam