Langsung ke konten utama

Ketika Kekecewaan Melanda

Serahkan Pada Allah
kau tahu?
sesuatu takdir, ketidak pastian, jika benar2 diserahkan pada Allah, manusia tdk akan kecewa, galau, khawatir terlalu lama...

kenapa 'terlalu lama'? karena rasa itu adalah manusiawi.

Apakah salah jika akhirnya 'berbekas'? Hal itu adalah manusiawi, bahkan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam pun tdk bs melihat Wahsyi yg membunuh paman beliau.

Tapi, yg jelas hal itu tdk sampai mempengaruhi kerja nyata pada Umat, produktivitas, dan kebijaksanaan.

Mari kita jadi pribadi tangguh, yang berikhtiar maksimal, dengan tdk melupakan menggantungkan diri pada Allah.

Sabar itu dengan bergerak, syukur pun dengan bergerak, tdk ada kata diam yg melemahkan.

Hayuk! Keep Fighting!


Mari Baca Al-Qur'an

Kalau dipikir, Al-Qur'an bisa jadi obat galau utama misal

Galau Masalah pilihan/ ngerjain suatu urusan, maka alangkah baiknya diserahkan pada Allah, wujudnya?
1. Istikhoroh
2. Ikhlas
3. Tawakal

Galau kok jelek kualitas diri ini? Masalah perubahan diri, maka ingat Ar ro'ad .....
~ Suatu kaum tidak akan bisa berubah, kecuali dia mengubah dirinya sendiri.....

Galau Masalah jodoh? maka ingat Surat An Nur
~ Orang yang Baik untuk yang baik, yang keji untuk yang keji....

Galau karena sesuatu terjadi tidak sesuai dengan yang diinginkan? Ketika kecewa terhadap suatu ketentuan, cenderung ga suka, maka ingat surat Al Baqoroh
~ Bisa jadi yang kamu benci baik bagimu, bisa jadi yang kamu sukai buruk bagimu...

Galau? Obati dengan baca Al Qur'an, maknai dan tadabburi..


Bergeraklah!
Penyakit hati, atasi dengan:
Doa
luruskan niat
cobalah menjadi hamba yg dicintai Allah
Baca dan Murojaah Al Qur'an
Sholat/beramal sholeh
Ngobrol dengan orang yg lebih berpengalaman, berilmu, dan bijak
Insya Allah ketemu resolve nya

tdk dengan mengurung diri di kamar, mengutuk, menangis, dan melamun....


Jangan Katatakn Seandainya

jangan katakan Seandainya....

bisa jadi ketika kita memutuskan,di belakangnya, kita kecewa...

bisa jadi ketika kita terlanjur salah bersikap, di belakang hari menyesal...

Menyesal, kecewa bs jadi proses yg harus dijalani agar diri ini semakin baik...

Tapi jangan lupa minta maaf pada yg jadi korban atau orang terkait...

Tapi tdk boleh bilang seandainya...

'Seandainya' adalah pintu dr syaithon...

cenderung menyalahkan takdir, cenderung menyalahkan diri masa lalu...

Seorang muslim adalah seorang yg dengan tegas menyadari kesalahan masa lalu, lalu digunakan untuk membangun masa depan...

Kesalahan bisa saja terjadi berulang terjadi, oleh karena itu berdoalah pada Allah agar hal itu tak terjadi dan mengusahakan mencegahnya...

Bukan seandainya, tapi saya sadar salah, tapi saya akan hadapi masa depan.


Anggap sebagai Teguran bagi dirinya

selalu berdoa meluruskan niat....

teguran kecil di tengah badai godaan dunia...

segala ujian akan ada hikmahnya...

asal dijaga caranya baik, akan berbuat hikmah...

asal doanya benar, akan dapat yg terbaik...

saatnya bersabar dengan melanjutkan niat baik...

sabar dengan memutuskan...


Jalani dengan cara yang baik

tidak ada salahnya kita berproses dengan benar, karena dengan berproses dengan benar, dengan doa yg benar, apapun hasilnya adalah yg terbaik.

semangat pagi..
 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Material Absorbsi

Ada empat tipe bahan atau material  yang paling sering digunakan untuk mengontrol g angguan yang timbul karena adanya cacat akustik. Empat tipe bahan itu adalah Absorber, isolator, isolator vibrasi, dan damping. Namun di makalah ini hanya akan dibahas mengenai bahan untuk absorbsi.  Bahan absorbsi secara umum berfungsi untuk menyerap energi suara dengan tujuan menyeimbangkan reverberation time, menyerap gangguan yang tidak diinginkan, menghilangkan rentang fekuensi tertentu dan fungsi lainnya. Selain menambah kualitas akustik di suatu ruangan, aspek kenyamanan dan kesesuaian dengan komponen lain, misalnya pencahayaan, arsitek, dan lainnya, harus diperhatikan juga.  Setiap bahan absorbsi mempunyai koefisien absorbsi yang berbeda beda. Koefisien absorbsi suara suatu bahan didefinisikan sebagai perbandingan antara energi akustik yang diserap dengan energi akustik yang datang menimpa bahan tersebut. Koefisien absorbsi suara suatu bahan dapat dihitung dengan menggunakan

Semua akan Indah Pada Waktunya... Tasyabuh?

Larangan tasyabbuh edition.... "Semuanya Akan Indah pada Waktunya" ternyata kalimat tersebut dari BIBLE dan sudah menjadi syiar umum bagi kaum Nashrani (di Doa di nyanyian di Gereja). apakah kita akan menjadikan syiar mereka menjadi syiar kita sebagai umat Islam???? Insya Allah banyak kalimat dari Al Qur'an dan As Sunnah yang lebih baik dari perkataan tersebut. Salah satu contohnya adalah surat Fushilat ayat 30-31 atau Ali Imron yang berbunyi " wa saari'u ilaa maghfirotim mir Robbikum" ....dst. Eh kok ada yang beda di ayat tersebut? Yap, di sana TIDAK semuanya akan indah pada waktunya. Kita akan mendapatkan balasannya jika kita telah melakukan sesuatu terlebih dahulu (beriman, beramal, istiqomah dll) dan sudah dikehendaki oleh Allah. Jika tidak sependapat tidak apa-apa. Tapi bukankah kita lebih baik tidak atau berhati-hati untuk tidak bertasyabbuh? ------- ini bunyi kalimat tersebut di Bible...... "Ia membuat segala sesua

Unta Rahilah

“innamannaasa kal ibilil miati laa takaadu tajidu fiihaaa raahilah” “Sesungguhnya manusia itu bagaikan seratus ekor unta, hampir-hampir tak kau temukan di antara mereka yang benar-benar Rahilah (unta pembawa beban berat)” [HR Bukhari, XX/151 No.6017] Apakah yang dimaksud dengan 'Rahilah itu'. Al-Khaththabi rahimahullah: “mayoritas manusia memiliki kekurangan. Adapun orang yang memiliki keutamaan dan kelebihan jumlahnya sedikit sekali. Maka mereka seperti kedudukan unta yang bagus untuk ditunggangi dari sekian unta pengangkut beban.’ (Fathul Bari, 11/343) Al Imam Nawawi rahimahullahu:”Orang yang diridhoi keadaannya dari kalangan manusia, yang sempurna sifat-sifatnya, indah dipandang mata, kuat menanggung beban (itu sedikit jumlahnya).” (Syarah Shahih Muslim, 16/10) Ibnu Baththal rahimuhullahu: “Manusia itu jumlahnya banyak, namun yang disenangi dari mereka jumlahnya sedikit.” (Fathul Bari, 11/343) Apakah kita bisa menjadi Unta Rahilah itu di antara Umat islam