Langsung ke konten utama

Az Zahra yang disematkan pada Fathimah Radhiyallahu 'anha Tidak Berdalil






Lalu sebenarnya bagaimanakah menyikapi lafadz Az Zahra ini ? 

maka kita katakan yang paling utama adalah menyebutnya dengan Fathimah binti Muhammad - dikarenakan seperti itulah yang disebutkan dalam sebuah isyarat dari Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dengan lafadz : " Fathimah adalah bagianku...." ( HR Al Imam Al Bukhari dan Al Imam Muslim )


(Copast dari status seorang teman di grup fb)


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Sebelum menjelaskan hakikat perkara ini, haruslah diketahui apa makna Az Zahra'


Didalam Shahih Al Imam Al Bukhari dan Imam Muslim terdapat sebuah hadits sebagai berikut - dan ini lafadz Imam Muslim :

حَدَّثَنِي ابْنُ بُكَيْرٍ قَالَ حَدَّثَنِي اللَّيْثُ عَنْ خَالِدٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِلَالٍ عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَصِفُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَانَ رَبْعَةً مِنْ الْقَوْمِ لَيْسَ بِالطَّوِيلِ وَلَا بِالْقَصِيرِ أَزْهَرَ اللَّوْنِ لَيْسَ بِأَبْيَضَ أَمْهَقَ وَلَا آدَمَ لَيْسَ بِجَعْدٍ قَطَطٍ وَلَا سَبْطٍ رَجِلٍ أُنْزِلَ عَلَيْهِ وَهُوَ ابْنُ أَرْبَعِينَ فَلَبِثَ بِمَكَّةَ عَشْرَ سِنِينَ يُنْزَلُ عَلَيْهِ وَبِالْمَدِينَةِ عَشْرَ سِنِينَ وَقُبِضَ وَلَيْسَ فِي رَأْسِهِ وَلِحْيَتِهِ عِشْرُونَ شَعَرَةً بَيْضَاءَ قَالَ رَبِيعَةُ فَرَأَيْتُ شَعَرًا مِنْ شَعَرِهِ فَإِذَا هُوَ أَحْمَرُ فَسَأَلْتُ فَقِيلَ احْمَرَّ مِنْ الطِّيبِ  

Telah bercerita kepadaku Ibnu Bukair berkata : telah bercerita kepadaku Al Laits dari Khalid dari Sa'id bin Abu Hilal dari Rabi'ah bin Abu 'Abdur Rahman berkata : aku mendengar Anas bin Malik radhiallahu 'anhu sedang menceritakan sifat-sifat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, katanya : "Beliau adalah seorang laki-laki dari suatu kaum yang tidak tinggi dan juga tidak pendek. Kulitnya terang tidak terlalu putih dan tidak pula terlalu kecoklatan. Rambut beliau tidak terlalu keriting dan tidak lurus. Kepada beliau diturunkan wahyu saat usia beliau empat puluh tahun lalu menetap di Makkah selama sepuluh tahun kemudian diberikan wahyu lagi dan menetap di Madinah selama sepuluh tahun lalu beliau meninggal dunia, dan ada rambut yang beruban pada kepala dan jenggot beliau dengan tidak lebih dari dua puluh helai". Rabi'ah berkata : "Aku pernah melihat sehelai rambut dari rambut kepala beliau berwarna merah lalu kutanyakan. Maka dijawab : "Warna merah itu berasal dari minyak rambut."

Didalam hadits tersebut terdapat lafadz أَزْهَرَ dan lafadz ini adalah untuk mudzakar, sedangkan untuk muanas adalah زهراء , sehingga berdasarkan hal ini diketahui bahwa Az Zahra maknanya adalah suatu warna antara putih dan kecoklatan, sebagaimana hal ini dapat antum lihat dalam berbagai macam Kamus...

Mensifati Az Zahra sebagai ghuluw-nya kaum Rafidhah terhadap Fathimah adalah sesuatu yang perlu mendapatkan catatan, dikarenakan ulama ahlussunnah telah menyebutkan dalam kitab - kitab mereka lafadz ini bagi Fathimah, perhatikan beberapa nukilan dibawah ini :

1. Imam Ibnu Hibban Al Busti rahimahullah yang wafat tahun 354 H beliau berkata dalam Shahih Ibnu Hibban 15/401 :
 ذكر فاطمة الزهراء ابنة المصطفى ورضي عنها

 " Penyebutan tentang Fathimah Az Zahra anak Al Musthafa radhiallahu anha."

2. Imam Al Ajury rahimahullah yang wafat tahun 360 H, beliau berkata dalam Asy Syari'ah 4/288 : 

 اعلموا رحمنا الله وإياكم : أن الحسن والحسين رضي الله عنهما خطرهما عظيم ، وقدرهما جليل ، وفضلهما كبير ، أشبه الناس برسول الله صلى الله عليه وسلم خلقا وخلقا الحسن والحسين رضي الله عنهما ، هما ذريته الطيبة الطاهرة المباركة ، وبضعتان منه ، أمهما فاطمة الزهراء

Ketahuilah semoga Allah merahmatiku dan kalian, sesungguhnya Al Hassan dan Al Husain radhiallahu anhuma memiliki kedudukan yang agung, keutamaan yang besar, dan paling mirip dengan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam secara akhlaq maupun rupa Al Hassan dan Al Husein radhiallahu anhuma, keduanya merupakan anak seorang wanita yang baik lagi suci dan penuh barakah, ibunya adalah Fathimah Az Zahra..."

Catatan : Dan Al Imam Al Ajury beberapa kali didalam kitab tersebut menyebutkan Fathimah dengan Az Zahra...

3. Al Imam Al Qurthubi rahimahullah yang wafat tahun 671 H, beliau berkata - ketika menyebutkan anak - anak Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, dalam Tafsir beliau 14/241 :

 وأما الاناث من أولاده فمنهن: فاطمة الزهراء  

" Adapun anak perempuan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam diantaranya adalah Fathimah Az Zahra."

4. Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah yang wafat tahun 856 H berkata dalam Tahdzibut Tahdzib no 2815 :

 أبي داود والترمذي وابن ماجة سلمى أم رافع مولاة النبي صلى الله عليه و سلم ويقال مولاة صفية بنت عبد المطلب وهي زوجة أبي رافع روت عن النبي صلى الله عليه و سلم وعن فاطمة الزهراء

Abu Daud, At Tirmidzi dan Ibnu Majah - Salma Ummu Rafi, maula Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, dikatakan juga maula Shafiyyah binti Abdul Muthalib - dan dia ( Ummu Rafi' ) adalah istri Abu Rafi' yang meriwayatkan dari Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dari Fathimah Az Zahra..."

Contoh dalam masalah ini banyak...

Lalu sebenarnya bagaimanakah menyikapi lafadz Az Zahra ini ? maka kita katakan yang paling utama adalah menyebutnya dengan Fathimah binti Muhammad - dikarenakan seperti itulah yang disebutkan dalam sebuah isyarat dari Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dengan lafadz : " Fathimah adalah bagianku...." ( HR Al Imam Al Bukhari dan Al Imam Muslim )

Dan ada sebuah khurafat khayalan yang disebutkan oleh Al Imam Al Munawi rahimahullah dari Syiah mengapa Fathimah disebut dengan Az Zahra, dan tidak disini pembahasannya.

===
Catatan : Saya tidak menjumpai sebelum Al Imam Ibnu Hibban rahimahullah seorang ulama yang menyebutkan Fathimah dengan Az Zahra,



kalau menurut terminologi orang suka mbagi fase mutaqaddimiin dan mutaakhkhriin dalam ilmu hadits, maka Ibnu Hibbaan itu termasuk mutaqaddimiin. Seangkatan dengan Ad-Daaraquthniy. Ia murid Ibnu Khuzaimah.
Kalau kita lihat referensi Syi'ah, maka ada penggunaan dan pemutlakan istilah Az-Zahraa' ini. Apa yang antum sebut itu adalah makna secara lughawiy saja. Akan tetapi istilah Az-Zahraa' yang kemudian dinisbatkan kepada Faathimah bintu Rasulillah shallallaahu 'alaihi wa sallam itu, menurut Syi'ah, artinya : "Cahaya". Sehingga jika dikatakan Faathimah Az-Zahraa', itu karena cahayanya mekar (زهر) di penjuru langit. Ya, kurang lebih demikian menurut orang Syi'ah.
Inilah yang termasuk ghulluw-nya orang Syi'ah Raafidlah kepada Faathimah radliyallaahu 'anhaa.
Anyway,.... menurut saya, kita tidak perlu latah dengan mengucapkan Az-Zahraa' kepada Faathimah, karena tidak ada dalilnya. Jika kita ucapkan : 'alaihas-salaam atau radliyallaahu 'anhaa - maka itulah yang mencocoki nash.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Material Absorbsi

Ada empat tipe bahan atau material  yang paling sering digunakan untuk mengontrol g angguan yang timbul karena adanya cacat akustik. Empat tipe bahan itu adalah Absorber, isolator, isolator vibrasi, dan damping. Namun di makalah ini hanya akan dibahas mengenai bahan untuk absorbsi.  Bahan absorbsi secara umum berfungsi untuk menyerap energi suara dengan tujuan menyeimbangkan reverberation time, menyerap gangguan yang tidak diinginkan, menghilangkan rentang fekuensi tertentu dan fungsi lainnya. Selain menambah kualitas akustik di suatu ruangan, aspek kenyamanan dan kesesuaian dengan komponen lain, misalnya pencahayaan, arsitek, dan lainnya, harus diperhatikan juga.  Setiap bahan absorbsi mempunyai koefisien absorbsi yang berbeda beda. Koefisien absorbsi suara suatu bahan didefinisikan sebagai perbandingan antara energi akustik yang diserap dengan energi akustik yang datang menimpa bahan tersebut. Koefisien absorbsi suara suatu bahan dapat dihitung dengan menggunakan

Semua akan Indah Pada Waktunya... Tasyabuh?

Larangan tasyabbuh edition.... "Semuanya Akan Indah pada Waktunya" ternyata kalimat tersebut dari BIBLE dan sudah menjadi syiar umum bagi kaum Nashrani (di Doa di nyanyian di Gereja). apakah kita akan menjadikan syiar mereka menjadi syiar kita sebagai umat Islam???? Insya Allah banyak kalimat dari Al Qur'an dan As Sunnah yang lebih baik dari perkataan tersebut. Salah satu contohnya adalah surat Fushilat ayat 30-31 atau Ali Imron yang berbunyi " wa saari'u ilaa maghfirotim mir Robbikum" ....dst. Eh kok ada yang beda di ayat tersebut? Yap, di sana TIDAK semuanya akan indah pada waktunya. Kita akan mendapatkan balasannya jika kita telah melakukan sesuatu terlebih dahulu (beriman, beramal, istiqomah dll) dan sudah dikehendaki oleh Allah. Jika tidak sependapat tidak apa-apa. Tapi bukankah kita lebih baik tidak atau berhati-hati untuk tidak bertasyabbuh? ------- ini bunyi kalimat tersebut di Bible...... "Ia membuat segala sesua

Unta Rahilah

“innamannaasa kal ibilil miati laa takaadu tajidu fiihaaa raahilah” “Sesungguhnya manusia itu bagaikan seratus ekor unta, hampir-hampir tak kau temukan di antara mereka yang benar-benar Rahilah (unta pembawa beban berat)” [HR Bukhari, XX/151 No.6017] Apakah yang dimaksud dengan 'Rahilah itu'. Al-Khaththabi rahimahullah: “mayoritas manusia memiliki kekurangan. Adapun orang yang memiliki keutamaan dan kelebihan jumlahnya sedikit sekali. Maka mereka seperti kedudukan unta yang bagus untuk ditunggangi dari sekian unta pengangkut beban.’ (Fathul Bari, 11/343) Al Imam Nawawi rahimahullahu:”Orang yang diridhoi keadaannya dari kalangan manusia, yang sempurna sifat-sifatnya, indah dipandang mata, kuat menanggung beban (itu sedikit jumlahnya).” (Syarah Shahih Muslim, 16/10) Ibnu Baththal rahimuhullahu: “Manusia itu jumlahnya banyak, namun yang disenangi dari mereka jumlahnya sedikit.” (Fathul Bari, 11/343) Apakah kita bisa menjadi Unta Rahilah itu di antara Umat islam