#1
Ketika mengobrol dgn adik Ibu (Paman), yang jga seorang aktivis di Masjid, Majlis dan masyarakat, yg saya kagumi karena kemurnian niatnya mendakwahkan Islam tnpa tendesius kpada suatu golongan, hanya untuk Islam...
Apa yg menyebabkan diri ini mau berdakwah? ternyata kita punya kesamaan, bermula dr membaca sjarah Islam yg lengkap dr Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam sampai sejarh Islam d indonesia. Melihat turun naiknya kejayaan Islam, melihat satu per satu janji Allah diwujudkan, dengan kesahihan sejarah dan hadits yg digunakan, sudah tdk diragukan bahwa Izzah Islam harus ditegakkan.
Islam di jaman spt ini bkan gara2 Islam yg jelek, ttp orang2 nya yg perlu diperbaiki.
Hmm, diskusi yg menarik, ketemu keluarga sekaligus berbagi ruh dan idealisme.
Lalu pembicaraan mulai beranjak kepada kehidupan remaja dan problematika. Akhirnya disinggung, kok jarang ya Pemuda yg udah ngaji membantu kegiatan dakwah di kampus, minimal berfastabiqul khoirot, atau bekerja sama dalam pendapat2 yg sama, tahsin misal, mengajar anak jalanan misal, mengajar anak TPA misal, atau lebh dr itu?
kadang karena jarangnya, mencari jodoh pun akhirnya keluar juga karena mencari yang se ide, atau hanif yg bs diarahkan. Tdk penting bagaimana wajahnya, yg penting ide, ghiroh, kesadaran, dan kebiasaan. (merenung, pernah dibicarakan ke Bapak tp tak setuju jika sampai terjadi, ada success story nya, ada fail storynya, yg berujung pada ketidak harmonisan rumah tangga dn spirit dakwahnya)
mari berbenah diri....
#2
hasil ngobrol dengan Pak Dhe, Pak Lik dan Pak Mul di dalam mobil ketika perjalanan:
Bahwa ketika suatu lingkungan kehilangan Budaya tawassaw bil haq dan tawassaw bish shobr maka siap2 saja agar kerusakan tersebar lebih parah.
Bahkan, api sekecil apa pun, jangan sampai dibiarkan, minimal dipastikan apakah berita itu benar/tabayun. Dengan tabayun itu sendiri, seseorang akan merasakan teguran sendiri dan berbenah diri.
hal yg tak kalah penting adalah husnudhon antar saudara.
Inilah indahnya ukhuwah Islamiyah
Ketika mengobrol dgn adik Ibu (Paman), yang jga seorang aktivis di Masjid, Majlis dan masyarakat, yg saya kagumi karena kemurnian niatnya mendakwahkan Islam tnpa tendesius kpada suatu golongan, hanya untuk Islam...
Apa yg menyebabkan diri ini mau berdakwah? ternyata kita punya kesamaan, bermula dr membaca sjarah Islam yg lengkap dr Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam sampai sejarh Islam d indonesia. Melihat turun naiknya kejayaan Islam, melihat satu per satu janji Allah diwujudkan, dengan kesahihan sejarah dan hadits yg digunakan, sudah tdk diragukan bahwa Izzah Islam harus ditegakkan.
Islam di jaman spt ini bkan gara2 Islam yg jelek, ttp orang2 nya yg perlu diperbaiki.
Hmm, diskusi yg menarik, ketemu keluarga sekaligus berbagi ruh dan idealisme.
Lalu pembicaraan mulai beranjak kepada kehidupan remaja dan problematika. Akhirnya disinggung, kok jarang ya Pemuda yg udah ngaji membantu kegiatan dakwah di kampus, minimal berfastabiqul khoirot, atau bekerja sama dalam pendapat2 yg sama, tahsin misal, mengajar anak jalanan misal, mengajar anak TPA misal, atau lebh dr itu?
kadang karena jarangnya, mencari jodoh pun akhirnya keluar juga karena mencari yang se ide, atau hanif yg bs diarahkan. Tdk penting bagaimana wajahnya, yg penting ide, ghiroh, kesadaran, dan kebiasaan. (merenung, pernah dibicarakan ke Bapak tp tak setuju jika sampai terjadi, ada success story nya, ada fail storynya, yg berujung pada ketidak harmonisan rumah tangga dn spirit dakwahnya)
mari berbenah diri....
#2
hasil ngobrol dengan Pak Dhe, Pak Lik dan Pak Mul di dalam mobil ketika perjalanan:
Bahwa ketika suatu lingkungan kehilangan Budaya tawassaw bil haq dan tawassaw bish shobr maka siap2 saja agar kerusakan tersebar lebih parah.
Bahkan, api sekecil apa pun, jangan sampai dibiarkan, minimal dipastikan apakah berita itu benar/tabayun. Dengan tabayun itu sendiri, seseorang akan merasakan teguran sendiri dan berbenah diri.
hal yg tak kalah penting adalah husnudhon antar saudara.
Inilah indahnya ukhuwah Islamiyah
Komentar
Posting Komentar