"Barangsiapa yang hari ini sama
(dengan kemarin) maka dia telah lalai (merugi), barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari kemarin maka dia terlaknat (binasa)..."
adalah sebuah Maqolah, bukan sebuah hadits.
jangan sampai dijadikan hujjah, karena ditinjau dr segi kesahihahannya adalah maudhu (palsu).
Ada yg lebih baik, yg bs jadi spirit, yaitu surat Al Asr, dimana kerugiannya dituliskan dalam bentuk umum (Khusrin), sehingga jika diartikan, "sesungguhnya manusia dalam kerugian di segala bidang", kecuali...
Mari beramal sholih dan bertawassaw.
:D
Petikan dari Mutiara Hadits Pilihan:
----
# Sungguh Merugi #
Tujuan yang baik harus dilalui dengan cara yang baik pula.
Alih-alih memotivasi, kerapkali di bulan Syawwal, penceramah akan menyampaikan riwayat lemah (dha'if) bahkan palsu berikut:
من استوى يوماه فهو مغبون ، ومن كان يومه شرا من أمسه فهو ملعون
"Barangsiapa yang hari ini sama (dengan kemarin) maka dia telah lalai (merugi), barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari kemarin maka dia terlaknat (binasa)..."
Kemudian dilanjutkan,
"Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, maka dia beruntung..
Para ulama' menggolongkan riwayat ini sebagai hadits palsu (maudhu’).
Bahkan (mungkin) sang penceramah pun tak kuasa melaksanakan hadits tersebut.
Yang benar bagaimana...?
Allah ta’ala berfirman,
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
”Demi masa. Sesungguhnya manusia benar benar berada dalam kerugian. Kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan saling menasehati supaya menaati kebenaran dan saling menasehati supaya menetapi kesabaran...” (QS. Al-‘Ashr: 1-3)
Iman, amal shalih, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.
Semoga Anda berkenan senantiasa menasihati kami..
Dalam kebenaran dan kesabaran...
Silahkan SHARE semoga bermanfaat..
------
Asslamu’alaikum
BalasHapus,”Barangsiapa yang melihatku disaat tidur maka seakan-akan dia melihatku pada saat terjaga dan setan tidaklah dapat menyerupaiku.” (HR. Bukhori)
“Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal kebaikan, bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya”. (QS.Fushilat 41:8)
“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi (celaka), kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran.” (Al ‘Ashr: 1-3)
Timbangan pahala orang beriman dan beramal saleh bertambah tiap hari. Selalu, hari ini lebih baik dari hari kemarin.
Jika timbangannya tidak bertambah, berarti kondisi tidak beriman, waktunya sia-sia, rugi jadinya.
JIka berkurang, berarti berbuat dosa yang mengurangi timbangan pahalanya.