Langsung ke konten utama

AGAR CINTA TAK MENDZHALIMI DIRI





Duhai Memori!
Ketika berkelabat wajah  ‘si dia’, Langsung lupa diri
Seketika tergiang suara ‘si dia’, bergetar hati
Tercetus Nama ‘si dia’, sudah buyar konsentrasi
Walaupun memori utama bisa dimodifikasi,
Tetapi, memori hati tak bisa dibohongi.
Ayolah Memori, Mari berkompromi!

Konsentrasi yang tak menentu, getar hati yang terlalu sering muncul. Barangkali begitulah yang dirasakan oleh seorang pemuda atau pemudi yang jatuh cinta. Cinta dan galau, dua kata favorit yang populer di kalangan anak ABG yang notabene sudah mampu biologisnya, tetapi tidak mampu harta dan psikologinya. Rasa Cinta seperti sebuah pisau bermata dua. Bisa jadi sebuah kerugian yang mewarnai atau kebaikan yang mendominasi. Seorang pemain pisau bermata dua agar dapat mempunyai kemampuan bertarung yang baik harus punya ilmu dan terus melatih diri. Begitu juga, agar cinta tidak menjadi sebuah kerugian, ilmu dan ketrampilan mengelola hati harus dikuasai.

Bagaimanakah sikap agar cinta ini tidak menjadi kerugian?

1.       Memberi tawaran dengan ganti lebih baik

Siapakah yang lebih baik? Dialah Allah. Jadi, hilangkan rasa cinta itu, lalu move on nya ke atas. Jangan sampai hidup tidak produktif sehingga yang mendominasi adalah galau.

2.       Cintai dalam diam

Cintai dalam diam berarti kata-kata cinta itu tidak perlu disampaikan.

Bagaimanakah cara Mencintai Dalam Diam yang benar? Ketika muncul rasa cinta, cerita antara dirimu dan diri-’nya’ berhenti sampai di sini. Selesai. Tanpa mengharapkan kelanjutannya dan dengan tetap meluruskan niat. Jadi, kita berhenti berekspektasi untuk mendapatkan si ‘dia’, tetapi kita terus berobsesi dan mengupayakan upgrade diri agar dicintai Allah. Karena jika kita dicintai Allah, semoga Allah mempertemukan kita dengan yang dicintai-Nya atau yang bisa diajak untuk mencintai-Nya

Terkadang, ada orang yang mencintai dalam diam dengan cara yang salah. Seolah-olah menjaga hati, padahal secret admirer sejati dengan berusaha meng-kepo-nya dengan banyak membuang waktu.

3.       Nikah
Karena rata-rata Anak SMP-SMA masih kurang mampu dari sisi harta dan psikologis, topik nikah ditunda dahulu. Yang jelas, bagi para bujang dan gadis harus menelaah baik-baik surat An-Nur ayat 26 agar terus membaikkan diri untuk mendapat jodoh yang baik.

Biarkan cinta di masa SMA menjadi sarana pembinaan dirimu agar lebih terampil mengelola hati, melawan hawa nafsu, dan belajar terus produktif di tengan kegalauan. Lingkungan SMA masih cukup kondusif, masih ada tempat mencurahkan hati, masih ada teman dan pembina yang siap mendukung. Dunia setelahnya akan lebih keras, bisa jadi harus berjuang sendiri, bisa jadi akan lebih dalam lukanya.

Usulan bacaan lanjutan: Al-Baqoroh 216, An-Nur 26, beserta tafsirnya kalau perlu. 

(Terkhusus, For my Dears adik Almamater yang masih di SMA MTA)
Dibuat karena diminta Bu Siti Hariyah 
untuk Hari 1001  Artikel di SMA MTA (Almamater Tercinta)
‘Ali An-Nashir
19 Oktober 2013

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#Pembinaan Diri (3)

(Lanjutan....) Setelah sekian lama, tulisan sederhana ini akhirnya bisa diselesaikan. Maklum, hampir full akitivitas, mulai dari 4 minggu sebelum Ramdahan sampai sekarang. Ok, mari kita lanjutkan. Tapi, sebelumnya, alhamdulillah ada beberapa habbit yang bisa jelek yang bisa diubah beberapa minggu terakhir. Ini semata-mata karena pertolongan Allah yang telah memberikan hidayah pada penulis. Sekarang the next habbits jelek yang perlu diatasi. Tidak perlu tergesa-gesa, tapi nikmati prosesnya.... :D. Jika artikel sebelumnya adalah kumpulan status, maka untuk tulisan kali agak berbeda. Sebelum masuk ke inti bahasan, mari kita review lagi makna dari ' Pembinaan Diri' . Apa sih Pembinaan Diri? Pembinaan Diri adalah Serangkaian program/ Sebuah Komitmen untuk membina dirinya sendiri dengan sarana-sarana yang sebenarnya berserakan di kehidupan keseharian kita. (Jadi bahasa tekniknya adalah dioptimasi agar lebih efektif) Pembinaan sendiri mempunyai tujuan agar ses

Semua akan Indah Pada Waktunya... Tasyabuh?

Larangan tasyabbuh edition.... "Semuanya Akan Indah pada Waktunya" ternyata kalimat tersebut dari BIBLE dan sudah menjadi syiar umum bagi kaum Nashrani (di Doa di nyanyian di Gereja). apakah kita akan menjadikan syiar mereka menjadi syiar kita sebagai umat Islam???? Insya Allah banyak kalimat dari Al Qur'an dan As Sunnah yang lebih baik dari perkataan tersebut. Salah satu contohnya adalah surat Fushilat ayat 30-31 atau Ali Imron yang berbunyi " wa saari'u ilaa maghfirotim mir Robbikum" ....dst. Eh kok ada yang beda di ayat tersebut? Yap, di sana TIDAK semuanya akan indah pada waktunya. Kita akan mendapatkan balasannya jika kita telah melakukan sesuatu terlebih dahulu (beriman, beramal, istiqomah dll) dan sudah dikehendaki oleh Allah. Jika tidak sependapat tidak apa-apa. Tapi bukankah kita lebih baik tidak atau berhati-hati untuk tidak bertasyabbuh? ------- ini bunyi kalimat tersebut di Bible...... "Ia membuat segala sesua

Unta Rahilah

“innamannaasa kal ibilil miati laa takaadu tajidu fiihaaa raahilah” “Sesungguhnya manusia itu bagaikan seratus ekor unta, hampir-hampir tak kau temukan di antara mereka yang benar-benar Rahilah (unta pembawa beban berat)” [HR Bukhari, XX/151 No.6017] Apakah yang dimaksud dengan 'Rahilah itu'. Al-Khaththabi rahimahullah: “mayoritas manusia memiliki kekurangan. Adapun orang yang memiliki keutamaan dan kelebihan jumlahnya sedikit sekali. Maka mereka seperti kedudukan unta yang bagus untuk ditunggangi dari sekian unta pengangkut beban.’ (Fathul Bari, 11/343) Al Imam Nawawi rahimahullahu:”Orang yang diridhoi keadaannya dari kalangan manusia, yang sempurna sifat-sifatnya, indah dipandang mata, kuat menanggung beban (itu sedikit jumlahnya).” (Syarah Shahih Muslim, 16/10) Ibnu Baththal rahimuhullahu: “Manusia itu jumlahnya banyak, namun yang disenangi dari mereka jumlahnya sedikit.” (Fathul Bari, 11/343) Apakah kita bisa menjadi Unta Rahilah itu di antara Umat islam