Langsung ke konten utama

Pengalaman Kelam Tapi Menghasilkan Cahaya

hmm, sy merasa malu memberi masukan.
soalnya saya merasa kurang di segala lini juga, IP, dakwah, organisasi, karya....
Gini aja, anggap saja ini pelajaran yg telah sy ambil dr perjalanan hidup...
1. Pilihlah apa keinginanmu, pilih lingkungannya, lalu coba totalitas di sana. Rasakan passion di sana.
2. Lalu stlah totalitas kok kurang passion, sebaiknya evaluasi. Jangan2 memang bkan disitu passionnya. atau, jangan2 kurang keras usahanya...
3. Jika ada kesempatan yg sangat bagus dan manfaat ambil saja, walau tdk ada hub dgnan keinginan.
4. Punyai standard minimal untuk Lini yg lain.
5. Pahami waktumu terbatas, jadi harus berani korbankan yg lain. Tapi mengorbankan tdk melebihi standar minimal.
6. Terkadang perlu untuk fokus pada suatu waktu tertentu sampai melampaui limit kita. Dan di sanalah kita akan dapat suatu peningkatan kompetensi.
7. Pahami hal2 yg essensial. Dari sekian banyak hal di sekitar kita harus benar2 paham mana faktor yg kritikal mana yg tdk.
8. The very basic, Doa pada Allah, pra sangka baik pada Allah. Jika sudah melaksanakan semaksimalnya tdk sesuai keinginan, Qadarullah, mungkin Allah punya rencana yg lebih baik.
1. Just Do It
2. Just In Time
3. Just For Allah
hanya sharing, dan syjuga sedang berusaha menyempurnakan ikhtiar juga...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#Pembinaan Diri (3)

(Lanjutan....) Setelah sekian lama, tulisan sederhana ini akhirnya bisa diselesaikan. Maklum, hampir full akitivitas, mulai dari 4 minggu sebelum Ramdahan sampai sekarang. Ok, mari kita lanjutkan. Tapi, sebelumnya, alhamdulillah ada beberapa habbit yang bisa jelek yang bisa diubah beberapa minggu terakhir. Ini semata-mata karena pertolongan Allah yang telah memberikan hidayah pada penulis. Sekarang the next habbits jelek yang perlu diatasi. Tidak perlu tergesa-gesa, tapi nikmati prosesnya.... :D. Jika artikel sebelumnya adalah kumpulan status, maka untuk tulisan kali agak berbeda. Sebelum masuk ke inti bahasan, mari kita review lagi makna dari ' Pembinaan Diri' . Apa sih Pembinaan Diri? Pembinaan Diri adalah Serangkaian program/ Sebuah Komitmen untuk membina dirinya sendiri dengan sarana-sarana yang sebenarnya berserakan di kehidupan keseharian kita. (Jadi bahasa tekniknya adalah dioptimasi agar lebih efektif) Pembinaan sendiri mempunyai tujuan agar ses

Semua akan Indah Pada Waktunya... Tasyabuh?

Larangan tasyabbuh edition.... "Semuanya Akan Indah pada Waktunya" ternyata kalimat tersebut dari BIBLE dan sudah menjadi syiar umum bagi kaum Nashrani (di Doa di nyanyian di Gereja). apakah kita akan menjadikan syiar mereka menjadi syiar kita sebagai umat Islam???? Insya Allah banyak kalimat dari Al Qur'an dan As Sunnah yang lebih baik dari perkataan tersebut. Salah satu contohnya adalah surat Fushilat ayat 30-31 atau Ali Imron yang berbunyi " wa saari'u ilaa maghfirotim mir Robbikum" ....dst. Eh kok ada yang beda di ayat tersebut? Yap, di sana TIDAK semuanya akan indah pada waktunya. Kita akan mendapatkan balasannya jika kita telah melakukan sesuatu terlebih dahulu (beriman, beramal, istiqomah dll) dan sudah dikehendaki oleh Allah. Jika tidak sependapat tidak apa-apa. Tapi bukankah kita lebih baik tidak atau berhati-hati untuk tidak bertasyabbuh? ------- ini bunyi kalimat tersebut di Bible...... "Ia membuat segala sesua

Unta Rahilah

“innamannaasa kal ibilil miati laa takaadu tajidu fiihaaa raahilah” “Sesungguhnya manusia itu bagaikan seratus ekor unta, hampir-hampir tak kau temukan di antara mereka yang benar-benar Rahilah (unta pembawa beban berat)” [HR Bukhari, XX/151 No.6017] Apakah yang dimaksud dengan 'Rahilah itu'. Al-Khaththabi rahimahullah: “mayoritas manusia memiliki kekurangan. Adapun orang yang memiliki keutamaan dan kelebihan jumlahnya sedikit sekali. Maka mereka seperti kedudukan unta yang bagus untuk ditunggangi dari sekian unta pengangkut beban.’ (Fathul Bari, 11/343) Al Imam Nawawi rahimahullahu:”Orang yang diridhoi keadaannya dari kalangan manusia, yang sempurna sifat-sifatnya, indah dipandang mata, kuat menanggung beban (itu sedikit jumlahnya).” (Syarah Shahih Muslim, 16/10) Ibnu Baththal rahimuhullahu: “Manusia itu jumlahnya banyak, namun yang disenangi dari mereka jumlahnya sedikit.” (Fathul Bari, 11/343) Apakah kita bisa menjadi Unta Rahilah itu di antara Umat islam