Ingin off dari dunia maya, tapi tergelitik untuk share lagi ketika dapat kasus dari seorang teman..
Kenapa seorang muslim bisa mencintai seorang putri/putra yang tidak benar aqidahnya dan masih banyak syubhat di ibadahnya?
Maka hal ini harus diwaspadai.
Perlu dipertanyakan Ghirahnya (kecemberuannya) terhadap kebenaran.
Bagi remaja, galau dan cinta adalah sesuatu hal yang wajar. Tapi, jangan sampai menghasilkan keputusan yang tidak tepat.
SEJARAH
Cinta harus pilih-pilih? Bukankah itu pilihan individu?
Mari kita cermati sejarah, kita mabil ibrohnya.
1,-
Pada saat Andalusia (Spanyol) di bawah kepemimpinan seorang Tabi'in, Abdurrahman Al Ghafiqi, di antara panglima perangnya ada yang jatuh cinta kepada anak dari salah satu raja kristen yang mempunyai kecantikan yang sangat luar biasa. Hal ini mengacaukan barisan pasukan. Dan mengakibatkan dia diperangi dan dibunuh karena mengacaukan barisan Pasukan kaum muslimin yang akan
berperang dengan raja kristen.
(Tetralogi sejarah : Tabi'in dari Penerbit Tibyan)
2,-
Ada salah seorang ulama jatuh cinta kepada salah seorang wanita khawarij. Wanita ini memang sangat cantik dan cerdas. Ulama tersebut bertekat untuk mengubah manhaj dan aqidah wanita tersebut setelah menikahinya. Setelah menikah, mereka berdiskusi saling mempengaruhi. Pada akhirnya, Ulama tersebut kalah dan malah dipengaruhi sehingga menjadi pembela khawarij setelah perdebatan yang panjang tsb.
*catatan: Khawarij mempunyai arti orang yang keluar. Orang-orang ini mengkafirkan Muawiyah dan Ali ra dan membunuh orang muslim yang mereka anggap kafir (dengan sebab mengkafirkan yang tidak benar). Jadi, mereka mempunyai akidah yang salah tapi ibadah mereka lebih baik dari pada orang muslim biasa. (Raudhotul Muhibbin dari Ibnul Qoyyum Al Jauziyah-- kalau ga salah,perlu
direcheck lagi)
itu adalah dua cerita dari sekian banyak cerita. Kenapa kita harus mencintai dengan pertaruhan aqidah? Berarti kita mempunyai kesalahan prioritas di awal. Bisa jadi kesalahan prioritas ini akan berdampak pada barokah tidaknya kelanjutan kisahnya nanti.
Hmm, harus disyukuri orang yang mudah menundukkan hati dan pandangan dari wanita/ pria yang tidak bagus iman dan ibadah.
Tapi, kalau pengalaman pribadi, entah kenapa gampang menundukkan pandangan pada para wanita tidak berjilbab, secantik apapun, tapi harus berusaha lebih keras menundukkan pandangan pada para wanita yang berjilbab lebar. Mungkin karena keyakinan bahwa wanita berjilbab sudah punya kelebihan basic dibanding wanita yang lain yang tidak berjilbab.
Wallaahu A'lam
Bandung 2012
Komentar
Posting Komentar