Sudah sekian lama tidak meng-'update' tulisan di blog ini.
Kali ini saya akan mencoba membahas tentang sebuah pra, pas, dan ketika pernikahan...
Sebelum Menikah Sebelum Mencari,
Sebelum menikah adalah saat yang paling seru dan sangat berperan untuk menentukan seperti apa wujud pernikahan kita nantinya, seperti apa macam kehidupan yang akan kita punya. Saya akan coba persempit pokok pembicaraan hanya tentang diri saya, ya diri saya bukan orang lain.
Hal pertama yang saya rasakan sebelum menikah adalah suatu rasa keingintahuan, ketidakpastian, kegalauan/kecemasan akan sesuatu masa depan yang tidak pasti. Siapakah jodoh kita nanti, bagaimanakah nasib pernikahan kita nanti. Maka sebenarnya Allah sudah punya beberapa jawaban berikut, yaitu,
1. Yang baik untuk yang baik, yang buruk untuk yang buruk. (Cek saja An Nur 26)
2. Jika sendiri lalu menikah maka yang miskin akan dicukupkan oleh Allah asal sudah siap. (Cek An Nur 52)
3. Allah membuat pernikahan sebagai sesuatu sebab terjadinya sakinah mawaddah wa rahmah. (Cek Ar Rum 21)
Maka tenangkan hati ini dengan janji-janji di atas. Mempersiapkan diri dengan menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Walau kadang cinta itu selalu menghantui, hati harus tetap tegar dan simpan dalam-dalam dan kalau perlu hilangkan.
Mari kita jadikan diri kita tawakkal karena janji Allah bukan tawakkal pada kesiapan kita. Boleh saja kita bersiap, tetapi jangan sampai selalu mengkhawatirkan apakah persiapan kita sudah bisa diandalkan untuk masa depan. Hidup ini bukan tentang seperti apa masa depan, tapi tentang bagaimana tawakkal kita pada Allah membuat kita berikhtiar maksimal dengan apa yang ada untuk masa depan.
Hal-hal lain yang penting:
1. Jangan pacaran karena mendekati zina (Cek surat Al Isra')
2. Ukur daya tahan diri jika mau ikut kotor dalam hal yang syubhat untuk membawa perbaikan. Misalnya, kita ingin memperbaiki suatu organisasi yang banyak ikhtilat dan maksiat di dalamnya, Maka harus pandai mengukur setahan apa diri kita untuk tidak melanggar Allah jika sampai ikut berkotor-kotor.
3. Berdoa pada Allah agar mendapat pasangan terbaik, anak-anak yang terbaik dan keluarga di syurga yang terbaik.
4. Jangan terlalu memberi PHP apa lagi berupa janji monyet berkedok 'komitmen' kepada seorang akhwat karena kita tidak tahu seperti apa dia nanti dan kamu akan seperti apa nanti. Dan pasti akan menambah probabilitas/kemungkinan untuk berbuat maksiat dan kena penyakit Isyq.
Saya punya beberapa teman yang ber-'komitmen' menikah pada saat SMA. Apakah mereka awet sampai menikah? Ternyata banyak yang kandas di tengah jalan sehingga ada hati yang terluka setelah menunggu sekian lamanya. Bagi yang sudah terlanjur berkomitmen, maka ketahuilah bahwa hal itu adalah komitmen yang salah. Lebih baik batalkan dan jangan lupa kaffarah sumpahnya juga dibayar.
Bagaimana pengalaman saya dahulu?
Pernah juga saya jatuh cinta. Tapi, saya memilih menyimpan dan tidak mengungkapkannya. Walaupun rasa cinta yang kadang datang silih berganti, tetap tidak ingin mengungkapkannya. Apalagi ketika masih belum mau untuk menikah. Bertekad jadi 'jomblo sampai halal'.
Bersambung... (Pernikahan Itu... (2): Saat Mencari dan Melamar)
Wangsa Maju-Kuala Lumpur
11 Oktober 2014
Kiriman terkait
Pernikahan (4):
http://irfannote.blogspot.com/2014/10/pernikahan-itu4-saat-berbuka-bagi.html
Pernikahan (3):
Pernikahan (2):
Pernikahan (3):
Komentar
Posting Komentar