Putaran waktu memakan nyawa
Nyawa meronta tak ada daya
Kutertunduk….
Kaki
telanjang menyusuri jalan
Lumpur
dosa dan alpa mengikut
Fabiayyi
Aaalaaaai Robbikumaaa tukadzdzibaaan
Fabiayyi
Aaalaaaai Robbikumaaa tukadzdzibaaan
Menggiang
meresonansi dalam kokleaku
Ku tertunduk….
Hati menghitam laisa nuuron
fiiih
Nur-nur Al-Qur’an tanpa daya
menanti
Hajar adalah karakteristik hatiku
Ku menerawang…..
Ku
menunggu…..
Senyawa
suci menembus qolbu
Mengkikis
lapisan kerak dosa dan alpa
Ya
Allah…. Berikanlah!
Ya
Allah…. Berikanlah!
Pantaskah
menunggu?
Haruskah
ku mencari?
Dibacakan pada saat kegiatan Masa Orientasi
Asrama di perlombaan puisi oleh Muhammad Fatoni dan mendapat juara dua mewakili
konsulat Sragen
bagus...
BalasHapusterima kasih :)
Hapus