Palembang. Ketika dilihat dari pesawat yang terbang, tidak menyangka Palembang lebih indah dari pada yg diperkirakan. Jakarta? Kalah. Seperti jalur cahaya yang diisi dengan cahaya2 kecil yg berjalan. di sekeliling jalur cahaya tersbut, cahaya2 berwarna warni tersebar. Tapi, tidak seterang cahaya di jalur utama. Diameter mereka lebih kecil (saya kira), dgn tidak memperhatikan efek pencahayaan tentunya. Dalam perjalanan Palembang-Jakarta, penulis ingin bercerita sejenak. Kenapa kegalauan ini terus menerpa? kegalauan akan kualitas diri yg merayap meningkat. Kegalauan akan produktivitas yg kurang maksimal dan tidak memacu diri ataupun memaksa diri agar berjuang lebih maksimal. Kegalauan akankah proses persiapan diri untuk melamar kuliah berjalan dengan lancar. Kegalauan akan amanah yg belum terlaksanakan dengan maksimal. Penulis tidak peduli dengan arti kata yg sebenarnya dari kegalauan. Yang penulis pedulikan adalah adalah makna galau yg tersebar di jejaring sosial di fb, twitter, b
Hadapi saja dengan Sabar dan Syukur