Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

Pernikahan itu...(4): Saat Berbuka Bagi Pengantin

Saat ijab qabul diucapkan, maka ibarat sebuah kapal yang menemukan labuhannya. Hati sudah tak mempunyai tempat bersandar. Tapi kapal tidak akan berhenti di situ, kapal harus terus bergerak mencapai tujuan. Dan begitulah, perjalanan tidak hanya berhenti sampai di sini. Masih ada jalan panjang yang harus ditempuh untuk mencapai 'The true destination', yaitu surga. Hmm, sekarang saya akan memaparkan sedikit tentang sebuah proses setelah walimahan dilakukan. Mungkin tidak detail, hanya sekedar memperkenalkan. A. The True Ta'aruf Sebelum pernikahan dilangsungkan, atau bahkan sebelum khitbah diucapkan, sang Ikhwan dan sang Akhwat dipertemukan di dalam pertemuan yang kita namakan ta'aruf atau nadhor, walaupun tidak ada nama yang lebih spesifik pada zaman Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam. Nah, ta'aruf pada malam pertama adalah lanjutan dari ta'aruf di awal. Agar benar-benar mengenal lebih detail, maka pembicaraan yang agak panjang setelah aca

Balasan Perkataan Barakallah

Sering kan kita dihujani perkataan Barakallah? Kadang kita bingung bagaimana membalasnya. Maka, perkataan yang baik untuk membalasnya tercantum dalam hadits berikut : وَفِيْكَ بَارَكَ اللهُ. (wa fii ka/ki/kum/kunna barakallah) “Semoga Allah juga melimpahkan berkah kepadamu.” --------------------------------- [HR Ibnu Sunni h. 138, no. 278, lihat Al-Waabilush Shayyib Iibnil Qayyim, hal. 304. Tahqiq Muhammad Uyun.]

"Urus Dirimu Sendiri"

(Urus dirimu sendiri) ----- mungkin untuk kasus di jaman sekarang adalah begitu diingatkan menjadi nyinyir/melengos dll. ----- Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Dan sesungguhnya termasuk dosa yang paling besar di sisi Allah adalah seseorang berkata pada rekannya : "Bertaqwalah kepada Allah",  lalu dijawab :  "Urus saja dirimu sendiri". [Diriwayatkan oleh Ath-Thabaraaniy, Al-Baihaqiy, Hanaad bin As-Sariy dalam Az-Zuhd, dll. Hadits itu dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy dalam Silsilah Ash-Shahiihah 6/188.] 15 Oktober 2014

Sebuah Pengalaman di Malaysia

di Malaysia, sempat main ke beberapa tempat. Dan akhirnya ketemu beberapa pengungsi dari Suriah dan seseorang dr Gaza, ketemu seorang  malaysia yg pernah jadi relawan di Suriah, dan seorang wartawan yg pernah ke Gaza, Suriah, Muslim Pattani, Muslim Kamboja dan beberapa pengungsian penduduk Suriah yg di Bangkok. Mendapat beberapa pengetahuan berikut: 1. Sebelum terjadi keadaan spt sekarang, terjadi demonstrasi besar2an yg damai krn seringnya tindakan pembantaian, penculikan, pembunuhan oleh pemerintahan Assad tanpa pengadilan dan alasan yg benar. 2. Demonstrasi tersebut ditanggapi secara berlebihan oleh pemerintahan Assad dan dibantailah massa yg ada di situ dan tiba2 satu kota menjadi ladang pembantaian. Maka muncullah gerakan perlawanan dr rakyat yg ahlus sunnah. 3. Jose Rizal bukan syiah, tapi dia adalah simpatisan dr Syiah dan akan membela mati2an jika syiah dicela. Oleh karena itu, saya tidak setuju dengan pendapat Jose Rizal yg 'menganjurkan' tidak memberi bantuan ke Suria

Ghirah : Cemburu?? (part 1)

Kita sering menggunakan kata-kata ghirah dalam keseharian kita. ..."Anak itu Ghirahnya sudah hilang, banyak maksiat.".. ..."Hmm, saya terpikat karena ghirahmu dalam perjuangan ini".... ..."Mana Ghirahmu? Jam segini baru datang?" Ghirah? Sepenting apa, ya? Jika ditanya sepenting apa, maka kita harus menelusuri dimanakah Allah dan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam memakai kata Ghirah? Sebagai pembuka, mari kita simak bagaimana, Ibnul Qayyim Al Jauziyah Rahimahullah berkata tentang Ghirah, "....Ghirah adalah salah satu pokok pangkal agama. Siapa yang tidak mempunyai ghirah maka ia tidak memiliki agama. Ghirah menjaga hari dan anggota badan yang vital, menjegah terjadinya keburukan, kekejian, dan perbuatan kotor. Tidak adanya ghirah dapat mematikan hati......" Hadits yang mencantumkan kata ghirah di dalamnya 1.- Beliau Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Apakah kalian merasa heran dengan ghirah (Ke

Pernikahan itu...(3): Saat Mengambil Seorang Putri dari Sang Wali

Saat Mengambil Seorang Putri dari Sang Wali Setelah mencari, nadhor, dan khitbah dengan berbagai perjuangan yang pasti unik bagi setiap orang, saatnya merencanakan hari H. Hari H adalah hari yang sangat sakral karena di hari itulah sang pria akan mendapat suatu amanah yang sangat besar dan sangat berat . Sedangkan, sang wanita akan mendapat hak disertai kewajiban yang menanti dan menentukan di kehidupan selanjutnya di dunia dan akhirat. Ditambah lagi, di hari itulah suatu ikatan yang sangat kuat (mitsaqon gholidho) dibangun, dari yang sebelumnya haram melihat, haram menyentuh, menjadi halal atau bahkan sunnah untuk dipegang, dipandang dan seterusnya. Perencanaan pernikahan sangat khas bergantung pada daerah dan latar belakang keluarganya. Yang mengurus pun bisa jadi adalah sang mempelai sendiri, panitia sewaan ataupun keluarga, - Jika pengurus persiapan pernikahan adalah mempelai sendiri, harus benar-benar mengkonsep semuanya sendiri dan memastikan semuanya berjalan denga

Pernikahan Itu... (2): Saat Mencari dan Melamar

Saat  Mencari dan Melamar, Jika sudah saat mencari, berarti memang sudah siap untuk mempunyai tanggung jawab yang lebih dahsyat dan lebih besar. Pada saat mencari, maka point-point yang benar-benar saya pegang adalah sebagai berikut: 1. Jika kita sudah cenderung pada seseorang akhwat maka selidikilah secara detail segala tingkah lakunya, atau cari ciri-ciri yang membuat kita ridho pada calon tersebut. Setelah yakin dengan akhlaqnya dan sifat-sifatnya, maka datang dan lamarlah. 2. Jika belum ada kecenderungan , saya mempunyai kriteria yang lebih strict, yaitu harus berjilbab lebar, wajah tidak cantik pun tak masalah, asal ada potensi manut sama suami dalam hal yang benar, tunduk pada perintah Allah, dan punya ghirah yang besar. 3. Ketika saya datang ke rumah orang tuanya, saya sudah tidak coba-coba, jadi saya sudah yakin dengan pilihan saya. Saya tidak ingin datang ke rumah akhwat hanya untuk sekedar 'coba-coba' nadhor. Jadi, yang memutuskan diteruskan t

Pernikahan Itu... (1): Sebelum Menikah Sebelum Mencari

Sudah sekian lama tidak meng-'update' tulisan di blog ini. Kali ini saya akan mencoba membahas tentang sebuah pra, pas, dan ketika pernikahan... Sebelum Menikah Sebelum Mencari, Sebelum menikah adalah saat yang paling seru dan sangat berperan untuk menentukan seperti apa wujud pernikahan kita nantinya, seperti apa macam kehidupan yang akan kita punya. Saya akan coba persempit pokok pembicaraan hanya tentang diri saya, ya diri saya bukan orang lain. Hal pertama yang saya rasakan sebelum menikah adalah suatu rasa keingintahuan, ketidakpastian, kegalauan/kecemasan akan sesuatu masa depan yang tidak pasti. Siapakah jodoh kita nanti, bagaimanakah nasib pernikahan kita nanti. Maka sebenarnya Allah sudah punya beberapa jawaban berikut, yaitu, 1. Yang baik untuk yang baik, yang buruk untuk yang buruk. (Cek saja An Nur 26) 2. Jika sendiri lalu menikah maka yang miskin akan dicukupkan oleh Allah asal sudah siap. (Cek An Nur 52) 3. Allah membuat pernikahan sebagai sesuatu