Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2014

Mencuri info dari Pikiran Istri

[20:26, 20/11/2014] Nisa Asy Syifa:  Target sy ketika anak2 berumur 3 thn mereka sdh dekat dng Al Qur'an (hafal surat2 pendek).  Di umur 3 thnnya jg sy bercita2 anak2 hafal dan mengenal betul kisah perjuangan para sahabat, agar mereka mampu mengidolakan sjk kecil.  [20:28, 20/11/2014] Nisa Asy Syifa:  Yg jelas jgn sampai sprti ayah ibu nya dulu, yg ketika msh kecil mengidolakan power ranger dan sailor moon, apalagi sampai menyukai anime naruto  [20:36, 20/11/2014] Nisa Asy Syifa: Di umur 1-2 thn kita latih ingatanya dng pola pendengaran.  Umur 3 thn kita asah berbicaranya.  Umur 4 thn kita asah komunikasinya.  Umur 5 thn baru kita kenalkan calistung, membaca menulis berhitung.  Krn umur 5 thn sdh pas, jika di bawah 5 thn masa keemasan mereka kita yg membangun,  stlh 5 thn sedikit demi sedikit kita lepaskan mereka utk mulai berpikir mandiri

Ambil Teropong Waktu, Bina Dirimu

Prestasi dan Karya tanpa kesadaran akan Izzah (kemuliaan Islam) akan gampang dimanfaatkan dan direbut oleh umat lain…. …Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir….(Al A’raaf 176) Kenapa teropong waktu? Istilah ini saya pilih karena dengan mempelajari Sirah dan Tarikh, seakan-akan kita bisa melihat masa lalu dengan teropong tersebut. Dengan teropong waktu itu, kita dapat mengamati sejarah yang biasanya akan berulang dengan ibroh dan hikmah yang bisa diambil. Apakah cukup dengan melihat? Tidak, ketika kita menjadikan sejarah hanya sebatas bacaan dan hafalan, Sirah dan Tarikh tidak akan berdampak apapun bagi diri kita. Dari sejarah, kita dapat menemukan berbagai hal. Pengambilan pelajaran (Ibroh) dari kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan oleh kaum terdahulu sehingga pada zaman ini kita tidak membuat kesalahan yang sama. Pengambilan hikmah dari kelebihan-kelebihan yang dimiliki kaum-kaum terdahulu sehingga kita dapat memuncul

Jangan Jadi Lilin, Jadilah Lampu

Karena Lilin akan terus memberikan manfaat kepada orang lain, tapi diri nya sendiri ikut meleleh, dan akhirnya dia hilang… Lampu perlu energy agar dapat menyala, perlu pembersihan agar nyala nya selalu terang, perlu istirahat agar berumur panjang, dan tetap akan menerangi sekitarnya…. Lilin ketika menyinari ruangan di sekitarnya, dia akan mengeluarkan segala sumber daya yang ada pada dirinya. Pada saat menggunakan sumber daya yang ada pada dirinya, dia tidak bisa mengisi dirinya dengan sumber daya dari luar. Sekalipun ingin dilakukan, dia tidak bisa melakukannya karena memang desain lilin tidak memungkinkan untuk melakukannya. Sehingga pada akhirnya, dia hanya bisa memberikan manfaat, tanpa sempat mengisi kembali dirinya. Seorang muslim bisa jadi sebuah lilin. Hal ini terjadi jika sampai seorang muslim selalu berkarya di bidangnya sehingga dia bermanfaat pada orang lain, tetapi sampai melupakan ibadahnya.