Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

Tempat tempat mengangkat tangan di dalam sholat

Dalam kita melakukan sholat kita usahakan apa yang kita lakukan sama dengan apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Sering kali penulis melihat adanya tetidaktepatan ketika mengangkat tangan dan caranya. Oleh karena itu penulis mencoba menulis di sini mengenai hal ini. Tempat mengangkat tangan adalah: 1.        Pada waktu takbiratul ihram (dalilnya ada pada hadits no 1,hadits no 2, hadits no 3, hadits 4, hadits 5) 2.        Pada waktu akan ruku’ (hadits no 2, hadits no 3, hadits 4 , hadits 5) 3.        Pada waktu bangkit dari ruku’(hadits no 2, hadits no 3, hadits 4, hadits 5) 4.        Pada waktu bangkit dari rekaat ke-2 (hadits no 3, hadits 4) Yang sering salah adalah pada bagian yang poin ke 4. Sering kali setiap kali bangkit dari sujud menuju ke rakaat selanjutnya selalu mengangkat tangan. Wallahou a’lam bishshowab. Hadis 1 عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص اِذَا قَامَ اِلَى الصَّلاَةِ رَفَعَ يَدَيْهِ

Mencari Cahaya

Anak manusia mencari cahaya Ibunda melepaskan harapkan bahagia Berbekal lentera penerang dari bunda Tapak menjejakkan dalam di tanah Malaikat iringi senyum merekah             Jalan di depan ditatap lekat             Kegelapan senantiasa mendekat             Sang setan tak berhneti bertekat Namun, hati takkan berkarat Lentera dari bunda mengiringi             Sang penunjuk di antara sunyi Melekatkan di hati cahaya Ilahi Cahaya Ilahi tak pernah raib Hati tentram damai sebab Ilahi Masa depan selalu akan ghaib Ikhtiar, untuk terbaik, dzikir mengiringi Malam hari selalu jadi rahib Singa cerdas perkasa di siang hari Dimuat di majlah Al-Furqon (majalah Rohis SMA MTA) pada bulan Maret 2007

Teman Sang Cinta Haqiqi

Cinta.. Katanya kau sumber derita Pencipta duka sumber bencana Karena dirimu rela insan berkelana Rela insan menentang dunia fana Tapi, kau berkata itu bukan aku! Itu temanku sang cinta semu Sang pengagung hawa nafsu             Cinta pada Allah lah cinta hqiqi             Membuat ketentraman pada qolbu nurani             Tak mengenal derita di hati Ia pun tal pernah lelah mengayomi Akan terbawa walaupun hidup dan mati Tetap mendampingi di akhirat nanti Aku akan mencari Mu Ingin kudapat cinta suci Mu Hanya untuk pengabdian abadi Pada Mu sang pembolak balik hati Kan kuarungi lautan pai Walalu maut membayangi Untuk dapatkan cinta sejati Juga dimuat di majalah GEMA pada edisi nomor 36, tahun 2006 Di edisi tersebut banyak kesalahan pada pengetikannya

Perang Palestina

Allahuakbar! Takbir bersahut-sahutan Menetapkan semangat juang Hati musuh bergetar Hati pun menjadi tegar             Wahai palestina…. Mereka mempertahankanmu Mencecerkan darah untukmu Mengorabnkan nyawa untukmu Mengorbankan jiwa untukmu Pertahankan tiangNya di tanahmu Tetaplah di pihak kami selalu             Satu demi satu Musuh terlaknat berjatuhan Tak mampu izrail dilawan Wajah penuh kesakitan Wajah penuh penyesalan Meninggalkan dunia dengan kesia-siaan Khaibar ya yahud! Bersukalah sesukamu di atas derita muslim Hinga berbicara sang batu Dimuat di majalah GEMA pada edisi nomor 36, tahun 2006 Di edisi tersebut banyak kesalahan pada pengetikannya

Perjuanganmu pahlawanku

Bom berdentam menghantam Kaki-kaki penat berlarian di antara krikil tajam Hembusan nafas kuat kelelahan Belanda melantunkkan keresahan Bom berdentam menghantam Peluru beruntun berlarian Enam puluh dua tahun berlalu... Pembangunan menjadi topik terkini Korupsi kolusi nepotisme pun tak kalah saing Perjuangan para pahlawan termemori Pemudaku pergi tak tahu diri Meninggalkan Bumi Indonesia sesal di hati Siapakah pahlawanku kini Dimanakah para pemimpinku Dimanakah para pahlawanku Bukankah akan tiba giliranmu? By Irfan B Dibacakan pada saat show up insan Ghuroba’ 17 Agustus 2007 oleh Pandu S

Kerak Hati

Putaran waktu memakan nyawa Nyawa meronta tak ada daya Kutertunduk….             Kaki telanjang menyusuri jalan             Lumpur dosa dan alpa mengikut Fabiayyi Aaalaaaai Robbikumaaa tukadzdzibaaan Fabiayyi Aaalaaaai Robbikumaaa tukadzdzibaaan Menggiang meresonansi dalam kokleaku Ku tertunduk…. Hati menghitam laisa nuuron fiiih Nur-nur Al-Qur’an tanpa daya menanti Hajar adalah karakteristik hatiku Ku menerawang…..             Ku menunggu…..             Senyawa suci menembus qolbu             Mengkikis lapisan kerak dosa dan alpa             Ya Allah…. Berikanlah!             Ya Allah…. Berikanlah!             Pantaskah menunggu?             Haruskah ku mencari? Dibacakan pada saat kegiatan Masa Orientasi Asrama di perlombaan puisi oleh Muhammad Fatoni dan mendapat juara dua mewakili konsulat Sragen

PERPISAHAN SMA

Tahun demi tahun kutapaki Menjalani waktu yang tiada berhenti Meniti, mencari jalan Ilahi Menanti purna ilmu diri             Asramaku, rumahku             Suka duka kita alami Terkadang terlupa tegur sapa Namun, tetap saling peduli Saat ku, kini telah tiba Meski peraturan sering kulanggar Namun, Cintamu, kasih sayangmu Kenanganmu, Takkan kulupa Kan selalu terpatri di hati             Rasa duka dan suka teracik tak menentu Suka, bosan segera tiada Sedih, belum purna ilmu ini Duka, masih kami perlukan bimbinganmu tuntunanmu Senang, masa depan menantang Akankah kita terlena? Satu….. satu….. jalan yang kutempuh ……KEBENARAN! Satu…..satu…..petunjuk yang kupegang ……PETUNJUKMU! Satu……satu kesempatan yang kupunya! …….kesempatan hidupku Sedih, belum purna ilmu ini Duka, masih kami perlukan bimbinganmu tuntunanmu Senang, masa depan menantang Tetapkah ghuroba’ di hati? Untuk temanku, pembinaku, dan guruku Kami mohon doamu by Irf